Kuliah Jurnalistik; Tadris Bahasa Indonesia Kunjungi Graha Pena Jawa Pos Sur
- Diposting Oleh ADMIN TBIN
- Jumat, 3 November 2017
- Dilihat 63 Kali
Surabaya. Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah STAIN Pamekasan hari ini menggelar study wawasan dengan berkunjung ke media Graha Pena PT. Jawa Pos Surabaya, Rabu (01/11/2017).
Acara yang berlangsung sehari itu bertujuan untuk mengembangkan wawasan keilmuan bidang Jurnalistik yang dibimbing oleh dosen pengampu Moh. Zuhdi. Zuhdi yang juga direktur media online dutasantri.com ini mengajak mahasiswa TBIN tanpa ada paksaan. Artinya mahasiswa boleh ikut dan tidak ikut, karena sifatnya tidak wajib. Selain untuk mengetahui dunia jurnalistik dan media, mahasiswa diajak untuk lebih kenal dan lebih dekat terhadap perkembangan media jurnalistik.
“Dikampus mahasiswa diajari matakuliah jurnalistik dengan pendekatan teori-teori dan praktek penulisan berita. Namun juga dibutuhkan sebuah refreshing biar tidak boring, kami ajak mahasiswa belajar jurnalistik lebih dekat dilapangan dengan cara studi wawasan ke redaksi Jawa Pos, bagaimana mekanisme kerja redaksi dan masa depan jurnalistik”, ujar zuhdi.
Sementara itu, salah satu pimpinan redaksi Jawa Pos bapak Baskoro yang menemani dan melayani mahasiswa TBIN yang berkunjung ke Jawa Pos ini, disambut dengan penuh suka cita dan penuh keakraban. Hal itu terlihat bagaimana antusiasme crew dan awak media Jawa Pos memberikan pelayanan dengan ramah tamah dan mahasiswa diajak melihat secara langsung kantor dan ruang redaksi serta ruang pemberitaan. Mahasiswa pun diberi kebebasan untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan seputar jurnalistik dan media.
Baskoro menjelaskan bahwa mekanisme dan kinerja Jawa Pos selalu menyajikan berita-berita terkatual, akuntabel, profesional dan memberikan pelayanan pemberitaan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat.
“kami selalu menjaga komitmen dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika jurnalisme, dan selama ini kami pihak Graha Pena Jawa Pos selalu memberikan inovasi ruang rubrik yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Seperti ruprik atau kolom Hoax atau Bukan itu kami sajikan dengan sebuah peristiwa-peristiwa yang mengganggu dan meresahkan masyarakat,”jelas Baskoro.