Di Balik Tawar-Menawar Pasar: Mahasiswa TBIN UIN Madura Kelas B Temukan Seni Berbahasa yang Tak Tertulis
- Diposting Oleh BINAR TBIN
- Kamis, 2 Oktober 2025
- Dilihat 17 Kali
UIN MADURA, BINAR PERS - Program Studi Tadris Bahasa Indonesia (TBIN) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Madura menyelenggarakan Perkuliahan Luar Kelas (PLK) untuk Mata Kuliah Pragmatik di Pasar Kolpajung, Pamekasan, pada Kamis (02/10/2025). Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa angkatan 2023 Kelas B ini bertujuan memberikan pengalaman langsung dalam menganalisis fenomena kebahasaan dalam konteks sosial nyata.
PLK tersebut dipandu langsung oleh Iswah Adriana, S.Ag., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pragmatik. Turut hadir dalam kegiatan ini Kaprodi TBIN, Agus Purnomo Ahmad Putikadyanto, M.Pd., serta Sekretaris Prodi TBIN, Agik Nur Efendi, M.Pd., yang turut mendampingi jalannya perkuliahan lapangan tersebut. Melalui observasi terhadap interaksi jual-beli di pasar, mahasiswa melakukan penelitian terhadap berbagai aspek pragmatik, termasuk tindak tutur, implikatur, deiksis, dan kesantunan berbahasa. Hasil pengamatan menunjukkan beragam temuan menarik yang mengonkretkan teori-teori yang telah dipelajari di kelas.
Salah satu mahasiswa, Dewi Hariyati Ningsih, mengidentifikasi berbagai fenomena deiksis dalam percakapan antara pedagang dan pembeli, "Dalam interaksi jual-beli di Pasar Kolpajung, tampak jelas penggunaan deiksis persona, tempat, waktu, wacana, dan sosial," ujarnya. Salah satu contohnya adalah deiksis sosial di mana pedagang menyapa pembeli dengan sebutan 'bhing', 'cong', atau 'nak', sementara pembeli menyapa pedagang dengan 'bu' atau 'ibu'. Bentuk sapaan ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk lawan bicara, tetapi juga merefleksikan kesantunan sosial dalam komunikasi.
Sementara itu, Nadila Maulida mengidentifikasi keberagaman tindak tutur dalam transaksi pasar. "Berdasarkan pengamatan saya, interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar mengandung beragam tindak tutur," ungkapnya. Dari segi tindak tutur lokusi, terdapat banyak ujaran yang bersifat informasional, seperti pernyataan pedagang, “Mau beli petis, berapa ini petisnya, Bok?” atau “Cabainya segar, baru dipetik tadi pagi.” Sementara itu, tindak tutur ilokusi paling banyak muncul dalam transaksi, berupa permintaan, penawaran, dan ajakan. Contohnya, ketika pedagang stroberi mengatakan, “Silakan dicoba dulu, manis kok”, yang merupakan ilokusi menawarkan. Adapun tindak tutur perlokusi terlihat dari efek yang ditimbulkan oleh ujaran tersebut. Misalnya, ketika pedagang menawarkan stroberi dengan kata-kata persuasif, membuat seseorang terdorong untuk membeli lebih banyak dari yang direncanakan. Melalui perkuliahan luar kelas ini, seluruh mahasiswa dapat memahami bahwa tindak tutur tidak hanya berhenti pada ucapan, tetapi memiliki fungsi sosial yang nyata. Ujaran dapat berfungsi sebagai pemberi informasi, pengajak, permintaan, bahkan dapat memengaruhi keputusan orang lain.
Temuan-temuan tersebut membuktikan bahwa pasar tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekonomi, tetapi juga merupakan arena sosial tempat teori-teori pragmatik dapat diamati secara langsung. Melalui pengamatan terhadap proses tawar-menawar, mahasiswa TBIN B mempelajari bahwa bahasa tidak hanya sekadar susunan kata, tetapi juga berperan sebagai sarana membangun relasi, memengaruhi keputusan, dan menjaga kesantunan. Melalui kegiatan PLK ini, diharapkan mahasiswa semakin terampil dalam menganalisis fenomena kebahasaan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mampu mengaitkan teori dengan praktik nyata di masyarakat. (Binar)